Memahami Segitiga Eksposur dan Tiga Elemen Dasar Fotografi



kehadiran media sosial di tengah masyarakat masa kini yang menjadi wadah penyalur hobi serta kreatifitas lewat media foto nampaknya sukses membuat sebagian orang termotivasi untuk menghasilkan gambar – gambar menarik untuk dibagikan di laman media sosialnya masing – masing. Sebut saja media sosial Instagram, sejak kehadirannya yang mengusung konsep berbagi momen pribadi lewat foto telah membuat banyak perubahan pada gaya hidup sebagian orang, sampai – sampai muncul istilah instagramable yang merujuk pada konsep atau ide fotografi yang menarik dan sangat layak di publikasikan di media Instagram. Berangkat dari istilah instagrambale itulah masyarakat umum berlomba mencari spot menarik dan ide kreatif untuk menghasilkan foto yang bagus.

Gaya hidup, bagi sebagian orang, kamera bukan lagi barang barang penunjang profesionalitas dalam bekerja, kamera sudah menjadi bagian dari gaya hidup sebagian orang yang menggilai seni mengambil objek bergerak, apapun tujuannya, trend fotografi makin lama semakin naik terutama dikalangan pemuda.

Bicara mengenai kamera dan fotografi tak terlepas dari unsur - unsur dasar dalam pengambilan gambar, unsur – unsur tersebut adalah aperture atau bukaan lensa, shutter speed atau kecepatan rana, dan ISO atau sensitifitas sensor dalam menangkap cahaya, ketiganya merupakan elemen mendasar dalam menciptakan karya fotografi, ketiganya harus seimbang guna mendapatkan hasil foto yang baik.

Apa itu segitiga eksposur?



Segitiga eksposur merupakan sebuah istilah untuk menggambarkan keseimbangan diantara tiga unsur mendasar fotografi, yaitu aperture, shutter speed dan juga ISO. Ketiga unsur tersebut saling berhubungan dan saling mengisi satu sama lain dalam menghasilkan foto. Foto yang baik (meskipun tidak ada aturan bakunya) merupakan foto yang tercipta dari keseimbangan ketiga unsur ini.

Aperture



Aperture atau bukaan lensa berfungsi sebagai pengontrol cahaya yang masuk melalui lensa, aperture ini memiliki nilai yang dilambangkan dengan dengan simbol F stop. semakin besar celah bukaan pada lensa semakin besar pula cahaya yang masuk, sebaliknya, semakin kecil celah bukaan pada lensa maka semakin sedikit pula cahaya yang masuk. Untuk simbol penulisan nilai aperture adalah seperti berikut ; semakin besar nilai angka pada huruf "F" berarti semakin kecil bukaan pada lensa, pun sebaliknya. Contohnya, F1.4 merupakaan bukaan besar sedangkan F32 adalah bukaan kecil. Efek lain dari aperture adalah ruang tajam yang dapat dihasilkan, semakin besar bukaan lensa, semakin dapat membentuk ruang tajam, ini digunakan untuk mendapatkan efek bokeh pada foto.

Shutter Speed


Shutter speed atau kecepatan rana adalah kecepatan kamera dalam menangkap objek, dalam pengambilan objek bergerak, semakin cepat kecepatan rana, maka semakin fokus objek yang di ambil, sebaliknya, jika kita mengambil objek bergerak dengan shutter speed yang rendah, maka objek foto tadi akan menjadi blur. Hubungannya dengan tiga unsur iso dan aperture adalah, semakin cepat shutter speed, semakin banyak cahaya yang dibutuhkan, sebaliknya semakin rendah shutter speed, maka semakin sedikit cahaya yang di butuhkan. Satuan shutter speed adalah detik.

ISO


ISO adalah tingkat kesensitifisan sensor kamera dalam menangkap cahaya, semakin tinggi nilai ISO yang digunakan, maka semakin terang pula gambar yang dihasilkan kamera, sebaliknya, semakin kecil ISO yang digunakan, maka semakin gelap gambar yang dihasilkan. Meskipun ISO dapat menunjang foto di keadaan minim cahaya dengan menaikkan nilai ISO pada kamera, namun cara itu tidak dianjurkan, karena semakin tinggi nilai ISO yang digunakan semakin banyak Noise yang dihasilkan. Oleh sebab itu, penggunaan ISO harus diseimbangkan dengan aperture dan speed.

Lalu bagaimana cara kerja ketiganya dalam segitiga eksposur?

Jika diibaratkan, bayangkan kamera kamu adalah sebuah ruang kamar dengan sebuah jendela, aperture pada lensa merupakan sebuah kordeng penutup jendela yang dapat mengatur seberapa besar cahaya yang bisa masuk lewat jendela, sementara Shutter speed merupakan berapa lama kamu membuka tirai jendela, semakin lama membuka tirai, semakin lama cahaya yang masuk, dan ISO merupakan mata kamu sendiri dengan kacamata hitam, agar mendapatkan penglihatan yang seimbang, tidak terlalu terang dan tidak terlalu gelap, kamu harus mengatur seberapa besar kamu membuka tirai jendela, seberapa lama kamu membuka jendela dan seberapa hitam kacamata yang harus kamu pakai.

Begitulah cara kerja aperture, speed dan ISO, ketiganya saling berhubungan untuk mendapatkan gambar yang diinginkan. Prinsipnya, jika berada pada keadan minim cahaya dan ingin mengambil objek bergerak, coba naikkan ISO (jangan terlalu besar) dan gunakan bukaan lensa luas, agar shutter speed terjaga. Sedangkan jika ingin mengambil gambar pada keadaan cahaya berlebih, bisa dengan menurunkan ISO, menaikkan Shutter speed dan juga dengan bukaan lensa kecil. Aturlah ketiga elemen eksposure tersebut agar selalu seimbang, keseimbangan eksposur dapat dilihat dari metering yang tersedia di layar LCD Kamera

0 Response to "Memahami Segitiga Eksposur dan Tiga Elemen Dasar Fotografi"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel