Mengenal Teknik Fotografi Freezing dan cara Melakukannya

Jika kamu sering membeli majalah olahraga atau melihat berita – berita tentang olahraga, pasti kamu sudah tidak asing lagi dengan foto para atlet yang sangat tajam tanpa motion blur, padahal gerakan para atlet ini ketika di lapangan olahraga sangatlah cepat. Contohnya saja atlet sepeda, laju sepeda saat kompetisi balap sepeda sangatlah cepat, tapi di tangan para fotografer olahraga, gerakan atlet sepeda saat melaju dengan cepat itu dapat di tangkap dengan sangat jelas.


Lalu bagaimana fotografer olahraga yang memotret atlet tersebut dapat menangkap secara jelas gerakan si atlet pesepeda tadi? Jawabannya adalah dengan teknik Freezing. Teknik freezing merupakan sebuah teknik fotografi yang ditujukan untuk menangkap gambar pada momen atau pada objek yang memiliki gerakan cepat. Sesuai namanya “Freezing” yang berarti “membekukan”, teknik ini membuat semua objek yang bergerak dengan cepat seolah – olah “membeku”. Meskipun pada prinsipnya fotografi membekukan momen atau waktu atau objek, penggunaan teknik ini lebih mengarah pada dramatisasi foto dan pada pergerakan yang lebih cepat dari pada pergerakan pada umumnya.

Berikut beberapa tips yang mungkin dapat berguna untuk kamu yang mau bereksperimen dengan teknik freezing :

1. Nilai Shutter Speed


Nyawa dari teknik “Freezing” adalah kecepatan rana atau Shutter Speed. Untuk mendapatkan gambar pada objek yang bergerak cepat, Shutter speed harus pada nilai yang maksimal, misalnya 1/500 atau 1/1000 detik, tapi jika bisa lebih dari itu hasilnya akan lebih baik. Jika nilai kecepatan rana dibawah angka tersebut, gambar yang dari objek akan menghasilkan motion blur akibat pergerakan cepat dari objek yang tidak diimbangi dengan kecepatan sensor kamera. Untuk mengakali agar shutter speed dapat mencapai angka sekian, settingan aperture harus di maksimalkan pula, gunakan nilai F-stop terkecil di kamera mu. Sedangkan ISO, gunakan semaksimal mungkin selama tidak menimbulkan banyak noise.

2. Mode Burst / Continous Shoot



Dalam teknik freezing disarankan untuk memotret menggunakan mode burst dimana kamera dapat menjepret banyak frame dalam satu detik (jumlah jepretan per detik berbeda di tiap jenis kamera). Hal ini dianjurkan karena pergerakan objek yang cepat, sehingga waktu yang dimiliki fotografer sangatlah tipis, memotret dengan mode burst akan sangat membantu fotografer mendapatkan banyak foto pilihan dalam setiap jepretan.

3. Menggunakan view finder

Pada kamera DSLR, penggunaan view finder akan sangat membantu dalam mengurangi lag pada kamera, khususnya pada mode auto fokus. Auto fokus akan lebih cepat mendeteksi titik fokus pada penggunaan view finder, sedangkan pada penggunaan life view, auto fokus akan berkurang kecepatannya.

4. Gunakan kualitas foto JPG (L)

Berdasarkan pengalaman pribadi saya menggunaan Canon EOS 700D ketika memilih kualitas foto RAW saat menjepret dengan mode burst, kamera akan cepat lag, itu dikarenakan beratnya memproses kualitas RAW dengan banyak frame sekali jepret. 

5. Lokasi 

Salah satu yang menentukan keberhasilan teknik Freezing adalah lokasi. Lokasi yang kamu pilih berhubungan dengan pencahayaan yang ada, pilihlah lokasi yang terang atau ber-ekspreimen lah di siang hari agar kamu tidak kekurangan cahaya yang sangat dibutuhkan dalam teknik ini.


Demikian sedikit tips dari saya untuk kamu yang tertarik untuk mencoba teknik ini. Ada yang memiliki tips tambahan? di komentar ya..


0 Response to "Mengenal Teknik Fotografi Freezing dan cara Melakukannya"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel